Sabtu, 09 Juni 2012

SEJARAH MONUMEN 4.000 JIWA


    

Ada yang tahu ngga sejarah Monumen 40ribu Jiwa ???? Nah catatan kali menjelaskan sedikit tentangnya.
Monumen Korban 40.000 Jiwa merupakan saksi sejarah atas gugurnya 23 pejuang oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Onder Luitenant Vermeulen pada tanggal 14 Januari 1947.Milter Belanda pada saat itu menggiring ke 23 pejuang tersebut yang sedang ditahan markas MP (sekarang Asrama CPM) Parepare menuju terminal yang sekarang ini menjadi Monumen Korban 40.000 jiwa yang terletak di depan Masjid Agung Parepare.

Ke-23 Pejuang tersebut adalah Makkarumpa Daeng Parani ,A.Isa, A.Sinta, Abdul Rasyid, La Nu’mang,Muh.Kurdi,Abd.Muth
 alib,Lasiming, Puang Side, La Sibali ,Oyo,LA Sube, A.Mappatola, A.Pamusureng,Abubakar Caco,A.Etong,Bahrong ,HA Abubakar,Osman Salengke,La Upe,La Buddu,La Side, Haruna.Nama-nama tersebut kerap kita jumpai sebagai nama jalan di Parepare dan ini merupakan bentuk penghargaan pemerintah kepada mereka.

Mereka dijajarkan dan ditembak di Monumen Korban 40.000 jiwa sekarang ini. Namun salah seorang perempuan yang sedianya akan ditembak akhirnya dikeluarkan dari barisan. Korban penembakan tersebut diangkut dengan truk sebagai syuhada tanpa dimandikan dan dikafani.Mereka pun dikebumikan bersama dalam satu lubang di Pekuburan La Beru yang sekarang ini merupakan Taman Kesuma Parepare.
 
.
Pemerintah Kota Parepare membangun Monumen Korban 40.000 Jiwa sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan.Selain itu pemerintah juga turut melestarikan bangunan bersejarah ini yang dianggarkan dalam APBD Kota Parepare

“Pemerintah akan tetap menjaga dan tidak akan merevitalisasi bangunan bersejarah ini untuk kepentingan bisnis seperti pembangunan mal dan sejenisnya.Karenanya Pemkot sudah berkomitmen menjaga kelestarian semua cagar budaya di kota ini”ujar Iwan Asaad,Kabag Humas Parepare.
 

Monumen korban 40.000 Jiwa ini diresmikan tahun tujuh puluhan. Diantara orang-orang yang hadir meresmikan monument tersebut adalah Mayjen (purn) A Mattalatta, A Mannaungi (mantan Walikota Parepare),Kol.A Lantara, Kapt (purn) Arsyad B (mantan Bupati Pangkep), A.Sapada (mantan Bupati Sidrap).(ysn)
 

VISI MISI dan ARTI LAMBANG KOTA PAREPARE


VISI MISI KOTA PAREPARE 2008-2010
SESUAI PERDA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RPJMD
KOTA PAREPARE 2008-2010

VISI
Terwujudnya Parepare sebagai Bandar Madani dengan Masyarakat yang Mandiri , Religius, serta Berkomitmen  Lingkungan.

MISI
1.    Mewujudkan peningkatan dan pemeratan kesejateraan masyarakat.
2.    Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan  kesehatan masyarakat .
3.    Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota.
4.    Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan.
5.    Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan  humoris
6.    Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik


Cara Membuat Organisasi BERHASIL

Bagaimana cara membuat organisasi yang berhasil?berikut ini saya akan menuliskan beberapa hal yangdapat membantu anda dalam membuat suatu organisasi,agar dapat berkembang dan berhasil.
Yang pertama harus dimiliki suatu organisasi adalah nilai & visi,nilai dan visi adalah suatu tujuan yang di akan digunakan sebagai target yang harus di capai oleh suatu organisasi.Jika nilai & visi organisasi tidak ada maka organisasi itu akan rusak,karna tidak memiliki tujuan yang jelas.
Yang kedua adalah misi,misi adalah hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai suatu visi(tujuan).Tanpa ada misi yang jelas Visi tidak akan pernah tercapai,maka dari itu visi dan misi sangat berkaitan satu sama lain.Jika tidak memiliki misi maka organisasi tidak akan pernah mencapai visi yang diinginkan bahkan mendekati pun tidak.
Yang ketiga adalah aturan,aturan adalah batasan-batasan yang harus dimiliki organisasi.Jika suatu organisasi tidak memiliki aturan yang jelas maka bisa terjadi penyimpangan yang dapat merugikan organisasi.Bahkan akan menimbulkan konflik kepentingan,dimana setiap anggotanya hanya menginginkan keuntungan individual.
Yang keempat adalah Profesionalisme,Profesionalisme adalah bagaimana cara organisasi itu bertindak.Suatu organisasi dapat berhasil jika memiliki sikap dan sifat profesionalisme.Karna dengan sikap profesional organisasi tersebut akan memiliki citra baik di mata orang lain,dan akan menimbulkan rasa percaya dari klien dan juga rekan-rekan organisasi tersebut.
Yang kelima adalah Insentif,insentif adalah bonus atau hadiah.Intensif sangat di butuhkan oleh anggota dari suatu organisasi bila dia melakukan tugas dengan sangat baik.
Yang keenam adalah Sumber Daya,Jika suatu organisasi kehilangan sumber daya maka organisasi tersebut tidak akan bisa bergerak dengan baik.Bisa di bilang sumber daya bagaikan supply oksigen bagi kelangsungan hidup manusia,tapi sumber daya juga bisa di cari penggantinya.Jika tidak di temukan lagi sumber daya maka organisasi tersebut akan frustasi.

Kamis, 07 Juni 2012

KOTA PAREPARE

Kota Parepare adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi SelatanIndonesia. Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk sebanyak ±140.000 jiwa. Salah satu tokoh terkenal yang lahir di kota ini adalah B. J. Habibie, presiden ke-3 Indonesia.

PARA PEJABAT KOTA PAREPARE


Walikota Parepare

Berikut Walikota yang pernah menjabat di Parepare
  1. H. Andi Mannaungi, Walikota KDH 1960–1965
  2. Andi Mappangara Walikota KDH 1965-1968
  3. H. Andi Makkoelaoe, Pgs. Walikota KDH 1968–1969
  4. Drs. Andi Mallarangeng, Walikota KDH 1969–1972
  5. Abdullah Adjaib, Walikotamadya KDH 1972–1973
  6. Drs. H. Parawangsa, Walikotamadya KDH 1973–1977
  7. Drs. H. M. Joesoef Madjid, Walikotamadya KDH 1977–1983
  8. Prof. Dr. Achmad Amiruddin, Pj Walikotamadya KDH 1983-1983
  9. Drs. H. Andi Samad Thahir, Walikotamadya KDH 1983–1988
  10. H. Mirdin Kasim, SH, M.Si, Walikotamadya KDH 1988–1993
  11. Drs.H.Syamsul Alam Bulu, M.Si,Walikotamadya KDH 1993–1998
  12. H. Basrah Hafid, SH, MM, Walikota 1998–2003
  13. Drs. H. M. Zain Katoe, Walikota 2003–2008
  14. Drs. H. Andi Sulham Hasan, M.Si, Penjabat Walikota 2008-2008
  15. Drs. H. M. Zain Katoe, Walikota 2008-2010
  16. H. Sjamsul Alam, Plt. Walikota 2010-Sekarang

[sunting]Ketua DPRD Parepare

  1. Moh. Amin La Engke (1960 – 1969)
  2. Abdul Rasyid Rauf, BA (1969 – 1971)
  3. Andi Muh Akrab(1971 – 1982)
  4. H. Andi Syamsuddin Ahmad (1982 – 1987)
  5. H. Abdul Halid Halim, BA (1987 – 1992)
  6. Drs. J. M. Soerono (1992 – 1997)
  7. H. Abd. Chalik Latif (1997 – 1999)
  8. H. Muh. Amin Dollah, BA (1999 – 2004)
  9. Muhadir Haddade (2004 – sekarang)

Rabu, 06 Juni 2012

HIPMI PARE




Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Parepare atau yang di singkat HIPMI PARE adalah sebuah organisasi daerah (ORGANDA) kota Parepare yang bertujuan menghimpun pelajar dan mahasiswa yang berasal dari kota Parepare. Organisasi ini didirikan di kota Makassar Pada Tanggal 12 JANUARI 1964 yang dimana pada awalnya bernama KPMP (Kesatuan Pelajar Mahasiswa Parepare) yang berdiri 15 MARET 1956.

HIPMI PARE di pelopori oleh ASYAH ASYIK, SAYFUDDIN MAKKA, dan PUANG DEGONG. HIPMI PARE berasas Kekeluargaan dan Berlandaskan semangat SIPAKATU, SIPAKAINGE, SIPAKAMASE. HIPMIPARE terdiri atas beberapa Komisariat, diantaranya. Kom UNHAS, Kom UNM, Kom UMI, Kom UIN ALAUDDIN, Kom Univ. 45, Kom STIMIK DP, dan Kom Pelajar yang Dinaungi oleh PENGURUS PUSAT

Jumlah Komisariat akan berubah apabila PENGURUS PUSAT ingin Membentuk atau Mengaktifkan, suatu KOMISARIAT apabila jumlah kader atau anggotanya cukup  dan Menonaktifkan atau Melebur suatu KOMISARIAT apabila jumlah kader atau anggotanya tidak cukup untuk membentuk 1 kepengurusan.

Andi Abdullah Bau Massepe Pahlawan Dari Pare Pare


Pada zaman dahulu kala, para pendahulu kita telah melakukan perjuangan yang maha dahsyat untuk memerdeka-kan bangsa ini, maka lahirlah gelar pahlawan, apakah itu Gelar Pahlawan Perintis Kemerdekaan, Pejuang 45, Pahlawan Nasional bahkan ada pula yang telah mengorbankan jiwa raganya namun darimana mereka berasal, tak satupun yang mengenalnya, nisan mereka yang tertata rapi di Taman Makam Pahlawan hanya tertulis Pahlawan Tak Dikenal.
Salah satu pahlawan indonesia yang namanya tidak terlalu populer tetapi memiliki peran yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan indonesia Andi Abdullah Bau Massepe. beliau adalah seorang pejuang yang berasal dari timur indonesia khususnya wilayah sulawesi selatan tepatnya wilayah ajjatappareng atau dikenal dengan wilayah bugis Pare-pare, sidrap, Pinrang.
Andi Abdullah Bau Massepe terlahir pada tahun 1929 putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan) Sidenreng. Andi Abdullah Bau Massepe dikenal sebagai pejuang heroik dari daerah Sulawesi Selatan. Ia merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jendral. Andi Abdullah Bau Massepe dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2005 dalam kaitan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2005.
Awal perjuangan beliau dimulai ketika pada tanggal 21 Agustus 1945 diadakan rapat raksasa dan upacara penaikan Bendera Merah Putih di lapangan La Sinrang dengan maksud memasyarakatkan Sang Merah Putih. Pada saat itu, Andi Abdullah Bau Massepe berpidato menyerukan agar semua rakyat mempertahankan kemerdekaan sampai tetes darah penghabisan. Andi Bau Massepe juga menyusun satu kesatuan bersenjata untuk mempertahankan Indonesia.“Kalau perlu kita harus berkorban harta dan jiwa. Kalau kita tak dapat menikmati kemerdekaan, nanti anak cucuku kita yang menikmatinya, di Indonesia pasti mereka.”  Begitu ucapan Andi Abdullah Bau Massepe ketika mengadakan pertemuan rahasia yang berlangsung di rumahnya di Majennang, yang dihadiri para pegawai swapraja Suppa dan pemuka-pemuka masyarakat Suppa. Pada rapat rahasia itu disepakati menyetujui dan mengangkat sumpah mengatakan “Polopa polopanni narekko naposiri ipomateni idi’ atae”.
Pada saat itu juga oleh Andi Abdullah Bau Massepe memerintahkan Andi Arsyad, Andi Selle, Labanggo Siradja untuk menyusun laskar BPRI guna persiapan tempur melawan NICA (Belanda) dan dibantu oleh bekas Heihodari Jepang yang melarikan diri dan berjuang untuk kemerdekaan RI. Kemudian dibentuk juga Persatuan Merah Putih. Para komandan laskar tersebut, masing-masing Andi Cammi di Sidrap dengan gelar Ganggawa, Andi Abu Bakar Masenrengpulu di Enrekang gelarnya BPRI, Andi Parenrengi di Majene dengan gelar Kris Muda, Di Barru diberi gelar BPRI.
Tanggal 30 Agustus 1945, Andi Abdullah Bau Massepe bersama Andi Makkasau mengadakan demonstrasi barisan keliling kota Parepare dengan membawa bendera Merah Putih, sekitar 400 orang dari Suppa dengan menggunakan Kopiah berlambang merah putih, bergabung dengan PNI Parepare yang dipimin Usman Isa yang juga Ketua PNI Parepare. Gerakan itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka siap mempertahankan kemerdekaan RI. Ketika Tentara NICA berkuasa, Andi Abdullah Bau Massepe bersama pasukannya terus melakukan perlawanan terhadap tentara NICA.
Pasukan dibawah Komando Andi Abdullah Bau Masepe itu melakukan gerakan gerilya dan beberapa kali terjadi kontak senjata dengan tentara NICA. Untuk kebutuhan persenjataan, Andi Bau Massepe melakukan kontak dengan Juli, seorang Komandan Polisi NICA di Balikpapan (Kaltim). Juli yang juga seorang pejuang sejati itu, mensuplai ratusan senjata dan amunisidan diselundupkan masuk melalui pelabuhan Suppa.
Rupanya gerakan perjuangan Andi Abdullah Bau Massepe membuat pusing tentara NICA. Komandan Tentara NICA kemudian menemui Andi Abdullah Bau Massepe ke Kantor Swapraja di Suppa. NICA menyodorkan selembar kertas agar ditandatangani. Isi surat itu, agar Andi Abdullah Bau Massepe mau menyetujui keberadaan Belanda di wilayahnya. Tawaran itu ditolak mentah-mentah.
“Permintaan tuan tidak dapat dipenuhi. Indonesia pasti merdeka, tidak ditawar-tawar kalau perlu saya korban bersama-sama dengan rakyat di Suppa, kalau perlu korban darah dan jiwa pun saya rela dan saya tidak bisa berbicara dua kali, hanya sekali dilahirkan oleh ibu saya, tidak cukup dua kali dan berpesan lebih baik mati berkalang tanah daripada dijajah kembali oleh Belanda.” tegas Andi Abdullah Bau Massepe ketika itu. Perkataan itu membuat Komandan Tentara NICA marah.
Beberapa hari kemudian, tentara Belanda menangkap Andi Abdullah Bau Masepe bersama Andi Baso Daeng Erang Sulawatang Suppa, Andi Mojong Pabbicara Suppa dan Syamsuddin Juru tulis Suppa. Kelimanya ditahan Belanda di barak tentara NICA di kampung Kariango. Bulan Desember, Andi Abdullah Bau Massepe dan Andi Baso Daeng Erang dibunuh di Palia, yang lainnya ditembak mati di Suppa. Dari perjuangan Andi Abdullah Bau Massepe, lahirlah Resimen I Paccekke Brigade 16.
Penganugerahan kepada pejuang sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah adalah merupakan suatu bentuk penghargaan pemerintah kepada jasa para pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raga demi dan semata-mata untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan dimasa yang silam adalah manifestasi bahwa bangsa kita dewasa ini meski di ronrong berbagai masalah dan polemik tetap dan tak akan lekang menghargai pengorbanan para pahlawan bangsa ini, sebab Bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghormati dan menghargai jasa pahlawannya.
Begitu pun sejarah heroik yang telah dilakoni oleh sosok Andi Abdullah Bau Massepe pejuang yang dengan begitu gigih berjuang bersama masyarakat Sulawesi Selatan dalam mengusir penjajahan dari bumi Sulawesi, yang dalam rangkaian perjalanan yang begitu panjang dan berliku dan tanpa mengenal lelah serta pengorbanan harta dan nyawa telah membawa bangsa ini ke zaman yang kita nikmati saat ini, kemerdekaan dan kebebasan. sumber (http://sejarah.kompasiana.com)
Olehnya pemerintah pusat berkenan menganugerahkan Letnan Jenderal TNI Andi Abdullah Bau Massepe sebagai pahlawan nasional pada momen Hari Pahlawan tanggal 10 November 2005 bertempat di Istana Negara Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dihadiri segenap pejabat tinggi negara serta ahli waris, keluarga dan kerabat Andi Abdullah Bau Massepe serta masyarakat Sulawesi Selatan sendiri.
Rasa bangga dan terhormat tentu saja dirasakan oleh bukan saja keluarga dan kerabat Bau Massepe akan tetapi kebanggaan dan penghormatan tersebut juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya